Bolivia adalah salah
satu anggota Komunitas Negara Andes (Comunidad Andina de Naciones), yang bergabung dengan negara lainnya seperti Kolombia, Ekuador, Peru, dan Venezuela (dalam proses keluar).
Pada tahun 1996, ditandatangani Pacto Andino Grupo Andino. Komunitas Negara
Andes adalah organisasi regional yang bergerak di bidang ekonomi dan
politik yang dibentuk pada tanggal 26 Mei 1969. Markasnya berada di Lima, Peru.
Bolivia adalah negara
pedalaman, yang berarti setiap perbatasan Bolivia adalah perbatasan dengan
negara lain, sehingga tidak memiliki laut. Dahulu Bolivia memiliki pesisir di
Samudra Pasifik, namun hilang pada tahun 1979 akibat Perang Pasifik. Bagian barat Bolivia
adalah jajaran pegunungan Andes. Pegunungan tertinggi di Bolivia disebut
Nevado Del Sajama dan terdapat kota Oruro. Meskipun bagian
negara sangat tinggi yang berupa daerah pegunungan, akan tetapi terdapat bagian
wilayah yang datar, dan bagian negara yang hampir mendekati permukaan laut.
Selain itu juga ada bagian wilayah Bolivia yang tertutup oleh hutan hujan Amazon, dan danau besar yang merupakan danau tertinggi di dunia, yaitu Danau Titicaca. Ada beberapa pusat
kota utama di Bolivia yakni; La Paz, Santa Cruz de la Sierra dan Cochabamba.
Keadaan Penduduk
Bolivia
Sebaran etnis di
Bolivia diperkirakan 30% Amerindian berbahasa Quechua
dan 25% Amerindian berbahasa Aymara.
Sebagian besar penduduk asli Bolivia adalah orang Quechua (2,5 juta), Aymara (2 juta), kemudian Chiquitano
(180.000), dan Guarani (125.000). Sisanya 30%
adalah Mestizo (campuran Eropa
dan Amerindian), dan sekitar 15% orang berkulit putih. Penduduk
kulit putih terbesar adalah criollo, yang terdiri
atas keluarga keturunan asli Spanyol. Kelompok kecil lainnya yang menghuni
negara Bolivia diantaranya adalah orang Jerman
yang mendirikan maskapai penerbangan nasional Lloyd Aereo
Boliviano, orang Italia, Amerika,
Basque, Kroasia, Rusia,
Polandia,
dan penduduk yang lainnya. Perlu diketahui bahwa masyarakat Afro-Bolivia yang
berjumlah lebih dari 0,5%, penduduknya terdiri dari orang Afrika
yang diangkut ke Brazil untuk bekerja dan kemudian pindah ke arah selatan
(Bolivia). Mereka sebagian besar dipusatkan di kawasan Yungas (provinsi Nor Yungas dan Sud Yungas) di departemen of La
Paz, sekitar 3 jam dari kota La Paz.
Ada juga orang Jepang dan Timur Tengah yang sebagian besar mendiami Santa Cruz de la
Sierra, hidup dari perdagangan.
Bolivia adalah salah
satu negara yang kurang berkembang di Amerika Selatan. Hampir dua pertiga
penduduknya, sebagian besar petani subsisten, hidup dalam kemiskinan. Kepadatan
penduduk berkisar dari kurang dari 1 jiwa/km persegi di dataran tenggara hingga
sekitar 10 jiwa/km persegi (25 per mi2)
di tengah dataran tinggi. Sejak 2006, penduduknya bertambah sekitar 1,45% per
tahun. La Paz
adalah ibukota tertinggi di dunia pada 3.600 m (11.800 kaki.) di atas permukaan laut. Kota yang
berdekatan adalah El Alto, pada 4.200 m (13.800 kaki)
dpl, merupakan salah satu kota yang paling cepat berkembang di Belahan Barat. Santa Cruz sebagai pusat perdagangan dan
industri di dataran rendah bagian timur, juga sedang mengalami pertambahan penduduk
dan perkembangan ekonomi.
Mayoritas agama Bolivia
adalah Katolik Roma sebagai agama resmi, namun agama Protestan
juga berkembang pesat. Sedangkan pemeluk agama Islam yang dibawa oleh keturunan Timur
Tengah sangat sedikit. Selain itu juga terdapat komunitas Yahudi kecil yang hampir
semuanya berasal dari Ashkenazi.
Lebih dari 1% orang Bolivia mempraktekkan kepercayaan Baha’i. Ada pula
koloni orang Mennonit di departemen Santa
Cruz. Sekitar 80% penduduknya berbahasa Spanyol sebagai bahasa ibu, dan sisanya
berbahasa Aymara dan Quechua. Tingkat melek huruf rendah khususnya didaerah-daerah
pinggiran kota. Namun menurut CIA tingkat melek huruf di negara Bolivia 87%
yang lebih besar daripada tingkat melek huruf di Brazil atau negeri-negeri
Timur Tengah lainnya. Perkembangan budaya Bolivia masa kini terbagi atas 3
periode berbeda yaitu periode pra-Columbus, kolonial, dan republik. Reruntuhan arkeologi, ornamen emas
dan perak, monumen batu, keramik,
dan tenunan tetap dari beberapa budaya
pra-Columbus yang penting. Reruntuhan utama termasuk Tiahuanacan,
Samaipata, Incallajta, dan Iskanawaya.
Bangsa Spanyol membawa
kebudayaan, seni, dan agamanya sendiri yang dikembangkan oleh penduduk asli dan
keturunan mestizo,
kemudian berkembang menjadi gaya arsitektur, lukisan, dan pahatan
yang kaya dan istimewa yang dikenal sebagai "Mestizo Baroque". Masa
kolonial tak hanya memproduksi lukisan Perez de Holguin, Flores,
Bitti, dan lain-lain, namun juga terdapat beberapa karya lain seperti
pemahat batu, pemahat kayu, perajin emas, dan pengrajin perak terlatih
namun karya mereka kurang dikenal. Sebuah alat musik barok keagamaan asli
dari masa kolonial ditemukan di tahun-tahun terkini dan telah dipertunjukkan di
kancah internasional dan mendapat pengakuan sejak 1994.
Keadaan Ekonomi
Bolivia tetap menjadi
negara termiskin di Amerika Selatan setelah Guyana. Hal ini berkaitan
dengan tingginya korupsi dan peran imperialisme kekuatan
asing di negeri itu sejak koloniasasi. Negeri ini kaya akan sumber daya alam, sehingga
dijuluki "keledai yang duduk di atas tambang
emas". Lepas dari
pertambangannya yang terkenal, yang ditemukan oleh bangsa Inka
dan kemudian dieksploitasi oleh bangsa Spanyol, Bolivia memiliki ladang gas alam terbesar
ke-2 di Amerika Selatan setelah Venezuela.
Selain itu wilayah El Mutun di departemen Santa Cruz
terdapat 70% besi
dan magnesium dunia. PDB
Bolivia pada 2002 berjumlah 7,9 miliar dolar AS.
Perkembangan ekonomi sekitar 2,5% setahun dan inflasi diperkirakan antara 3%
dan 4% pada 2002 (di bawah 1% pada 2001).
Keadaan ekonomi terkini
Bolivia yang kurang maju dapat dihubungkan dengan beberapa faktor dari 2
dasawarsa terakhir. Faktor utama yang mempengaruhi ekonomi Bolivia adalah
turunnya harga perak secara drastis pada awal 1980-an yang berdampak pada
sumber pendapatan utama Bolivia satu diantaranya yaitu industri pertambangan.
Faktor kedua yang mempengaruhi perekonomian Bolivia muncul pada akhir
Perang Dingin di akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an karena bantuan
ekonomi ditarik oleh negara-negara barat yang sebelumnya telah mencoba menjaga
rezim pasar bebas melalui bantuan keuangan. Faktor ekonomi ketiga berasal dari
penghapusan panen koka yang didukung AS, karena 80% koka dimanfaatkan untuk
produksi kokain dunia. Dengan adanya pengurangan penanaman koka mengakibatkan
perekonomian Bolivia merosot, khususnya kelas petani.
Sejak tahun 1985,
Pemerintah Bolivia telah mewujudkan program jangka panjang atas stabilisasi
makroekonomi dan reformasi struktural yang ditujukan untuk memelihara
kestabilan harga, menciptakan keadaan perkembangan terus menerus, dan
mengurangi kelangkaan. Perbaikan layanan bea cukai di tahun-tahun terkini telah
meningkatkan keterbukaan di wilayah ini. Perubahan struktural terpenting dalam
ekonomi Bolivia telah melibatkan kapitalisasi sejumlah perusahaan sektor
publik. Kapitalisasi yang dimaksud adalah bentuk swastanisasi di mana investor
mendapat saham 50% dan kendali manajemen perusahaan umum dengan menyetujui
investasi langsung ke perusahaan selama beberapa tahun tanpa harus membayar
tunai ke pemerintah.
Reformasi legislatif
paralel telah menutup kebijakan pasar bebas, khususnya sektor hidrokarbon
dan telekomunikasi, yang telah mendorong investasi swasta. Investor asing
dilampirkan dalam laporan nasional, dan keberadaan perusahaan asing tidak
dibatasi di Bolivia. Program kapitalisasi telah berhasil dalam mendorong
investasi asing secara besar-besaran di Bolivia ($1,7 miliar dalam saham selama
1996-2002), arus investasi tersebut telah surut di tahun-tahun terkini karena
investor menyelesaikan kewajiban kontrak kapitalisasinya.
Sejarah Bolivia
Dataran tinggi Bolivia,
telah dihuni selama 21.000 tahun yang lalu, yang
merupakan bagian dari budaya Indian Amerika Selatan sebelum kedatangan
orang-orang Spanyol. Pada 600 SM, kerajaan Indian pertama yaitu Tiahuanacan, muncul
di dataran tinggi diantara pegunungan, yang dikenal sebagai Altiplano. Imperium
ini, terpusat dibagian tenggara Danau Titicaca dan terdapat pusat-pusat
perkotaan di sekitar danau tersebut. Tiahuanacan merupakan pusat perdagangan
dan agama, dan dampak budaya yang tersebar luas melampaui batas-batas Bolivia
saat ini. Runtuhnya imperium Tiahuanacan tidak diketahui, namun dengan
keruntuhan pengaruh Tiahuanacan mengakibatkan munculnya kerajaan Aymara yaitu
etnis paling kuat yang terletak di daerah padat penduduk sekitar Danau
Titicaca. Aymara, terdiri dari etnis yang kejam dan buas. Mereka tinggal di
kota-kota berbenteng di puncak bukit, memiliki kemampuan luar biasa untuk
beradaptasi dengan kondisi iklim yang unik di wilayah ini dan mereka
meningkatkan suplai makanan melalui irigasi serta proses pembekuan dan
pengeringan tanaman.
Aymara mendominasi Uru,
yang merupakan kelompok etnis terbesar di Andes selatan sebelum kedatangan
Columbus. Namun Aymara gagal melakukan ekspensi ke Cuzco (Peru sekarang) yang dihuni
oleh etnis ketiga terbesar yaitu Quechua yang juga muncul setelah runtuhnya
imperium Tiahuanacan. Awal abad ke- 15, Quechua, yang kemudian dikenal sebagai
Inca merupakan kelompok yang paling kuat di dataran tinggi utara. Sedangkan
kerajaan Aymara di selatan menjadi lemah sehingga pada pertengahan abad ke- 15,
suku Inca berhasil menaklukan suku Aymara.
Dataran tinggi Bolivia
dikenal sebagai Kollasuyo, sebuah wilayah padat penduduk dengan kekayaan
ekonomi dan mineral besar dan merupakan salah satu dari empat unit
administratif Kerajaan Inca. Pejabat tertinggi Kollasuyo bertanggung jawab
hanya kepada Inca (raja) dan diawasi sekelompok gubernur provinsi, yang anggota
juga terdiri dari bangsawan Aymara. Meskipun tujuan mereka membentuk
pemerintahan yang terpusat, namun Inca tidak mengubah dasar organisasi kerajaan
Aymara yang tetap relatif otonom. Bangsa Aymara juga mampu mempertahankan
budaya, agama lokal, dan bahasa mereka. Pada tahun 1470, suku Aymara
memberontak melawan kekuasaan Inca. Namun pemberontakan itu tidak berhasil.
Akibat dari pemberontakan tersebut suku Inca mengirim koloni suku Quechua ke
wilayah Aymara, terutama ke lembah-lembah bagian selatan dan tengah (Cochabamba
dan Sucre sekarang). Pada awal abad ke- 16, suku Inca telah berkuasa sepenuhnya
atas Kollasuyo. Pada tahun 1524 Francisco Pizarro, Diego de Almagro, dan
Hernando de Luque melakukan perlayaran pertama ke wilayah selatan disepanjang
pantai Pantai Pasifik dari Panama untuk mengkonfirmasi keberadaan legendaris
dari tanah emas yang disebut “Biru” atas nama bangsa Spanyol. Namun setelah
raja Huayna Capac meninggal pada tahun 1527, kerajaan Inca mulai melemah karena
faktor intern yaitu adanya perebutan kekuasaan antara Huascar dan Atahualpa
(anak Huayna Capac) yang mengakibatkan perang saudara. Perang tersebut
dimenangkan oleh Atahualpa yang dibantu oleh Spanyol dibawah pimpinan Pizzaro.
Namun pada akhirnya, Spanyol berhasil menaklukan kerajaan Inca.
(http://translate.googleusercontent.com/translate).
Terkenal sejak masa
kolonial Spanyol untuk kekayaan mineral, Bolivia modern pernah menjadi bagian
dari kerajaan Inca kuno. Setelah Spanyol mengalahkan Inca pada abad ke-16,
mayoritas penduduk Bolivia Indian dikurangi dari perbudakan dan dideportasi ke
daerah terpencil disekitar pegunungan Andes untuk melindungi Indian Bolivia
dari penyakit Eropa yang menghancurkan Indian Amerika Selatan lainnya. Namun
keberadaan kelompok adat besar dipaksa untuk hidup di bawah kekuasaan penjajah.
Mereka menciptakan sebuah masyarakat berlapis, yaitu kaya dan miskin yang
berlanjut sampai saat ini.
Pada akhir abad ke-17,
kekayaan mineral sudah mulai mengering. Tanggal 5 Januari 1825, Bolivia
mencapai kemerdekaan dari tangan Spanyol dan hari ini disebut sebagai hari
nasional. Penjajahan Spanyol atas Bolivia bermula sejak abad ke 16 dengan
merompak kekayaan pertambangan negara ini. Pada era penjajahan Spanyol terhadap
Bolivia, banyak kebangkitan dan gerakan yang dipimpin oleh Simon Bolivar
seorang aktivis terkenal Amerika Selatan. Revolusi ini bermula pada tahun 1809
dan berkembang secara gradual ke seluruh negara dan berakhir dengan
kemerdekaan. Untuk mengenang jasa perjuangan dan pengorbanan Simon Bolivar
dalam mencapai kemerdekaan maka negara ini diberi nama Bolivia. Bolivia
mempunyai luas wilayah 1,1 juta km persegi yang terletak di barat Amerika
Selatan dan bertetangga dengan Peru, Chili, Argentina dan Brazil.
.
Perjuangan Kemerdekaan Bolivia
Invasi dari Semenanjung
Iberia pada 1807-1808 oleh pasukan Napoleon terbukti penting bagi perjuangan
kemerdekaan di Amerika Selatan. Penggulingan Dinasti Bourbon dan penempatan
Joseph Bonaparte di atas takhta Spanyol menguji loyalitas elit lokal di Peru
Atas, namun ada beberapa pertentangan dari kaum otoritas yang mendukung Junta
Tengah (Central Junta) di Spanyol. Akibatnya kekuasaan Ferdinand VII dapat
digulingkan. Beberapa kaum liberal penuh semangat menyambut reformasi
pemerintahan kolonial yang dijanjikan oleh Joseph Bonaparte. Sedangkan
kaum radikal menginginkan kemerdekaan untuk Peru Atas (Bolivia).
Konflik otoritas ini
mengakibatkan perebutan kekuasaan lokal di Peru Atas antara 1808 dan 1810 dan
merupakan tahap pertama dari upaya untuk mencapai kemerdekaan. Pada tahun 1808,
Ramon Garcia Leon de Pizarro (kaum konserfatif), menuntut keadilan dengan Junta
Pusat. Pada tanggal 25 Mei 1809, ketegangan tumbuh ketika criollos
radikal juga menolak untuk mengakui junta karena mereka menginginkan
kemerdekaan, dengan melakukan aksi turun ke jalan. Pemberontakan ini merupakan
pemberontakan yang pertama di Amerika Latin, yang di pelopori oleh kaum
otoritas.
Pada tanggal 16 Juli
1809, kaum criollos ( keturunan Eropa asli ) dan mestizo (campuran keturunan
Eropa dan Indian) yang dipimpin oleh Pedro Domingo Murillo melakukan
pemberontakan di La Paz dan menyatakan sebuah negara merdeka di Peru Atas yang
mengatasnamakan Ferdinand VII. Loyalitas terhadap Ferdinand digunakan sebagai
taktik untuk melegitimasi gerakan kemerdekaan.
Selama tujuh tahun
berikutnya, Peru Atas menjadi medan pertempuran bagi pasukan Republik Argentina
dan pasukan royalis dari Peru. Meskipun royalis mundur, namun gerilyawan
menguasai sebagian besar daerah pedesaan, mereka membentuk enam republiquetas
besar, atau zona pemberontakan. Di zona ini, patriotisme lokal yang akhirnya
berkembang menjadi perjuangan untuk kemerdekaan.
Pada tahun 1817 Peru
Atas relatif tenang dan di bawah kendali Lima. Setelah tahun 1820 Partai
Konservatif criollos didukung Pedro Antonio de Olaneta, penduduk asli Charcas,
yang tidak menerima langkah-langkah gubernur dari Spanyol untuk mendamaikan
koloni, setelah revolusi Partai Liberal di Spanyol. Olaneta berpendapat bahwa
tindakan tersebut mengancam otoritas kerajaan, sehingga Olaneta menolak untuk
bergabung dengan pasukan royalis atau tentara pemberontak di bawah komando
Simon Bolivar Palacio dan Antonio Jose de Sucre Alcala. Perjuangan untuk
kemerdekaan mendapatkan dorongan baru setelah 9 Desember 1824, dalam Pertempuran Ayacucho dengan tentara gabungan
yang berjumlah 5.700 orang yang terdiri atas Gran Kolombia dan Peru di bawah komando Antonio Jose de Sucre dapat mengalahkan tentara
kaum royalis
yang berjumlah 6.500 orang dan berhasil menangkap pemimpinnya, Jose de la Serna.
Gabungan tentara Gran Kolombia dan Peru sudah membebaskan Ekuador dan Peru. Setelah Pertempuran Ayacucho,
pasukan royalis yang tersisa di bawah komando Antonio Pedro Olaneta, menyerah
setelah Olaneta meninggal di Tumusla pada
tanggal 2 April 1825. Pada akhirnya Peru berhasil dibebaskan oleh
Boliviar dan Sucre dalam pertempuran Junin (6 Agustus 1824) dan pertempuran
Ayacucho (9 Desember 1824). Ini merupakan pertempuran terbesar yang terakhir
melawan kekuasaan Spanyol di Amerika Latin. Kemudian Bolivar mengumumkan
kemerdekaan Peru Atas dari Spanyol pada tanggal 5 Januari 1825 di La Paz.
Simon Bolivar, presiden Gran Kolombia dan Peru
pada waktu itu dan Sucre, menentang kemerdekaan Peru Atas, namun para pemimpin
lokal baik mantan royalis seperti Casimiro Olaneta (Jenderal Olaneta), dan para
pejuang lainnya mendukung kemerdekaan Bolivia. Maka pada tanggal 6 Agustus 1825
Sucre menyatakan Deklarasi Kemerdekaan Peru Atas di kota yang sekarang menyandang
namanya dan mengangkat Bolivar sebagai “Bapak Peru Atas”. Kemudian untuk
mengenang jasa-jasa Bolivar, pada tanggal 25 Agustus 1825 negara Peru Atas
diubah menjadi “Bolivia”. Sejak saat itu, para elit lokal mendominasi kongres
dan meskipun mereka mendukung pemerintahan Sucre namun tetap terjadi insiden
yang berupaya untuk menggulingkan kekuasaan Sucre. Pada bulan April 1828,
Sucre mengundurkan diri dari jabatan presiden Bolivia dan kembali ke Venezuela.
Setelah pengunduran Sucre, para elit lokal mengadakan kongres di La Paz
dan dipilih Andres de Santa Cruz presiden baru Bolivia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar