Kosovo adalah sebuah provinsi di negara bekas yugoslavia dan kini
dibawah kedaulatan Serbia, namun Kosovo diberi otonomi khusus oleh
pemerintah Serbia atas tekanan-tekanan dari negara-negara barat dan
anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.
Dalam menempuh
kemerdekaanya kosovo telah melalui perjalanan panjang. Kosovo
penduduknya mayoritas berasal dari etnik albania yang jumlahnya hampir
90% sedangkan etnik serbia sendiri hanya sekitar 10%.
Ratusan
tahun yang lalu sebenarnya etnik Albania merupakan minoritas di kosovo
pada saat masih dibawah kekuasaan Yugoslavia hingga akhirnya pada tahun
1386 kerajaan Ottoman yang berpusat di Istanbul Turki menaklukan wilayah
ini. Secara berangsur-angsur banyak dari penduduk kosovo yang semula
kristen ortodok memeluk islam, dan seiring dengan berjalannya waktu,
etnik Albania banyak yang berpindah ke Kosovo sedangkan etnik serbia
berangsur beralih ke wilayah utara serbia akibat tekanan dari kerajaan
Ottoman.
Selama bertahun-tahun Kosovo dibawah kendali Istanbul
hingga akhirnya terjadi pertemburan Balkan antara 1912 hingga 1913 yang
berlangsung sebanyak 2 kali. Pasukan Serbia yang bersekutu dengan
beberapa negara tetangganya seperti Bulgaria, Yunani, Serbia dan
Montenegro berhasil memukul mundur pasukan Ottoman yang memang kala itu
sedang mengalami kemunduran. Hasil dari peperangan ini adalah
disetujuinya perjanjian London dan Perjanjian Bukares.
Bertahun-tahun
kosovo kembali ke Yugoslavia yang didominasi oleh etnik Serbia meski
sebagai wilayah otonomi khusus, hingga akhirnya Yugoslavia yang
merupakan negara federal runtuh.
Pada tahun 1991 slovenia dan
kroasia memerdekakan diri, yang kemudian disusul dengan intervensi
militer dari tentara federal yang di tidak menyetujui kemerdekaan kedua
negara tersebut, pertempuran terjadi sangat sengit terutama diwilayah
korasia yang jumlah penduduk etnik serbianya cukup banyak, selain juga
pengaruh ingatan akan perang dunia kedua.
Tahun 1992
Bosnia-Herzegovina memproklamirkan kemerdekaannya, lagi-lagi tentara
federal melakukan aksi militer dengan alasan memeprtahankan kesatuan
negaranya. Pertempuran di Bosnia terjadi begitu sengit dan cukup lama
hingga disetujuinya perjanjian Dayton pada tahun 1995.
Pada tahun
1999 pecah perang di Kosovo, perang ini dilatarbelakangi oleh
referendum rakyat kosovo yang mayoritas menginginkan kemerdekaan dari
Serbia, sementara pemerintah pusat serbia menganggap referendum itu
ilegal, hingga akhirnya Serbia menerjunkan pasukannya ke wilayah kosovo.
Tentara-tentara
serbia membunuh pejuang-pejuan kosovo dengan kejinya, hingga timbullah
perlawanan-perlawanan dari rakyat kosovo. pertempuran terjadi dengan
sangat sengit, Serbia berusaha untuk menghilangkan etnik Albania di
kosovo. Sengitnya pertempuran menyebabkan terjadinya gelombang pengungsi
dari Kosovo ke beberapa wilayah termasuk negara disekitarnya.
Usaha
penghapusan etnik ini memanggil tentara NATO untuk emlakukan intervensi
militer atas tentara serbia di wilayah kosovo, setelah terjadi beberapa
kali pertempuran tentara serbia terpaksa mundur dari Kosovo, disusul
dengan program UN Mission In Kosovo (UNMIK) yang menjalankan
administrasi pemerintahan dengan jaminan pengamanan dari tentara NATO.
Pada
pemilu bulan September 2007 yang sempat di boikot oleh etnik serbia
atas instruksi dari Boegrad (pemerintah serbia) mengonfirmasikan
aspirasi kemerdekaan rakyat kosovo. Pemerintahan Kosovo mengancam jika
PBB tidak mengakui kemerdekaan Kosovo maka kosovo akan mencari dukungan
sepihak dari negara Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa yang
memang sudah terindikasi dukunngannya.
Akhirnya pada hari minggu
tanggal 17 Februari 2008, Perdana menteri Kosovo Hashim Tachi membacakan
pidato kemerdekaannya di parlemen yang didukung penuh oleh hadirin
meski beberapa anggota dari etnik serbia tidak hadir dalam parlemen
tersebut.
Amerika Serikat dan Uni Eropa telah jauh-jauh hari
menyampaikan dukungannya atas kemerdekaan Kosovo, lain lagi dengan
Russia bekas adikuasa Uni Soviet menolak keras kemerdekaan kosovo.
Sementara Australia menjadi negara pertama yang secara eksplicit
menyatakan dukungannya dan siap untuk menjalin kerjasama dengan negara
baru tesebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar